ANALISIS
GERAK TEKNIK DASAR MELEMPAR BOLA PADA PITCHER DALAM SOFTBALL SECARA BIOMEKANIKA
Pitcher adalah seorang fielder
yang bertugas melambung bola. Di dalam permainan softball, pitcher merupakan
salah satu posisi yang sangat sukar. Seorang pitcher tidak hanya dituntut oleh
tugas-tugas yang banyak memeras tenaga saja, akan tetapi juga selalu
menggunakan pikirannya dalam menghadapi situasi permainan, baik situasi
bertahan maupun menyerang. Permainan
dimulai dari Pitcher, yg bertugas melempar Bola kencang, secerdik dan setepat
mungkin, agar pemain lawan (Pemukul/Hitter) tidak mungkin dapat memukul bola
lemparannya. Partnernya “Catcher”, biasanya memberikan isyarat / kode bola yang
hendaknya dilemparkan Pitcher sesuai dengan kelemahan si-Pemukul, baik itu bola
lambat, kencang, berbelok atau tipuan sekalipun sesuai dengan trik-trik
Pitching yang Pitcher kuasai.
Adapun analisis gerak teknik dasar melempar bola
pada pitcher dalam softball secara biomekanika:
v Pada saat melempar salah satu kaki pitcher
akan melangkah kedepan atau memperbesar bidang tumpuan demi menjaga
keseimbangan. Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Kesetimbangan Ke II, bahwa
“Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya”. Artinya makin luas
bidang tumpuan, maka makin besar stabilitasnya. Sebaliknya makin kecil bidang
tumpuanya, maka makin kecil stabilitasnya.
v Bersamaan
dengan bola dilempar maka kaki belakang akan terangkat keatas. Untuk menjaga
keseimbangan maka badan akan condong kedepan sehingga titik berat badan akan
jatuh pada kaki yang menumpu atau pada tumpuannya. Hal ini sesuai dengan Hukum
Kesetimbangan I, bahwa “ Badan akan selalu dalam keadaan setimbang selama
Proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya”.
v Terdapat
kekuatan kontraksi otot pada tangan yang memegang bola untuk melempar. Kekuatan
kontraksi otot adalah maksimal pada ekstensi 1/3 panjangnya. Kalau otot panjang semula (initial
length) = 1, maka kekuatan kontraksi maksimalnya adalah apabila otot tersebut
ditarik sehingga panjangnya mencapai 1 1/3 1. Dengan memanfaatkan
kemampuan kerja otot secara max atau sub max dengan memanjangkan otot lebih
dahulu. Pada saat melempar bola softball hendaknya memulai dengan meluruskan
lebih dahulu hingga otot biceps dan brachialis teregang secara max atau sub max
dan terjadi kontraksi otot isotonis(ada perubahan struktur otot).
v bola
yang dilempar menyudut (dengan sudut elevasi) akan menempuh lintasan yang
melengkung berupa parabola dan gerak ini disebut gerak proyektil. Sudut elevasi dan jarak
horizontal pada gambar hanya berlaku kalau saat lepas tingginya sama dengan
saat jatuh atau saat mendarat. Bila saat lepas lebih tinggi daripada saat jatuh
atau saat mendarat, maka untuk mencapai jarak horizontal yang sebesar- besarnya dan sudut elevasi harus
kurang dari 45 derajat. Sedangkan pada bola
yang dilemparkan oleh pitcher haruslah dengan kecepatan yang maximal, kenapa?
Agar bola sulit dipukul oleh hitter. Hal ini sesuai dengan prinsip gerak
proyektil , jika gerakan melempar dimana bukan jarak tapi kecepatan atau waktu
yang dikejar, maka sudut elevasinya
harus mendekati garis horizontal (0 derajat). Jadi lemparanya
mendekati lurus bukan parabola.
v Gerakan
melempar bola dari bawah adalah berdasarkan prinsip- prinsip gaya sentrifugal.
Tarikan terasa sebagai gaya sentrifugal dan akan hilang saat bola lepas dari
tangan. Dengan hilangnya gaya
sentrifugal tersebut, hukum inertia berlaku pada bola dan bola terlempar keluar
menurut garis tersinggung dari lingkaran yang dibuat oleh tangan.
v Pada
seorang pitcher, bila ayunan lengannya panjang, pengerahan kekuatannya lebih
lama sehingga impulsnya lebih besar. Impuls yang besar mengakibatkan momentum
yang dihasilkan lebih besar. Momentum tidak timbul begutu saja kalau tidak ada
penyebabnya. Penyebab terjadinya momentum adalah kekuatan (K). kalau sebuah
bola softball kita dorong atau dilempar, artinya kita mengerahkan kekuatan,
maka terjadilah kekuatan gerak
(momentum) pada bola yang besarnya = m × v, dimana m = massa dari gerobak dan v
= kecepatan dari bola tersebut. Besarnya momentum tidak timbul dari besarnya K
yang kita kerahkan saja, sebab makin lama kita kerahkan K pada bola tersebut
maka makin besar pula meomentum yang ditimbulkannya. Jadi besar “K” dan
“lamanya kekuatan tersebut bekerja” (t), menentukan besarnya momentum. K × t
disebut pengerahan kekuatan atau kejutan kekuatan atau momentum kekuatan atau
impuls. Jadi K × t yang menyebabkan, sedangkan m × v adalah akibat yang
ditimbulkan. Sebab dan akibat selalu sama besarnya.
K × t = m × v
v Ketika
seeorang pitcher melemparkan bola pada hitter terjadi beberapa gaya yang
menyebabkan terjadinya bola bisa dilemparkan atau bisa dipukul oleh hitter,
yang dimaksud dengan gaya adalah sesuatau yang menyebabkan terjadinya perubahan
keadaan(dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, atau perubahan panas, atau
perubahan kecepatan).
Ø Gaya
kontraksi otot, gaya ini terjadi pada otot biceps (otot lengan)
Ø Gaya
gesekan, gaya ini terjadi terjadi pada bola yang dilemparkan oleh pitcher
dengan udara.