Monday, February 18, 2013

ANALISIS GERAK TEKNIK DASAR BIOMEKANIKA



ANALISIS GERAK TEKNIK DASAR MELEMPAR BOLA PADA PITCHER DALAM SOFTBALL SECARA BIOMEKANIKA

Pitcher adalah seorang fielder yang bertugas melambung bola. Di dalam permainan softball, pitcher merupakan salah satu posisi yang sangat sukar. Seorang pitcher tidak hanya dituntut oleh tugas-tugas yang banyak memeras tenaga saja, akan tetapi juga selalu menggunakan pikirannya dalam menghadapi situasi permainan, baik situasi bertahan maupun menyerang. Permainan dimulai dari Pitcher, yg bertugas melempar Bola kencang, secerdik dan setepat mungkin, agar pemain lawan (Pemukul/Hitter) tidak mungkin dapat memukul bola lemparannya. Partnernya “Catcher”, biasanya memberikan isyarat / kode bola yang hendaknya dilemparkan Pitcher sesuai dengan kelemahan si-Pemukul, baik itu bola lambat, kencang, berbelok atau tipuan sekalipun sesuai dengan trik-trik Pitching yang Pitcher kuasai.
Adapun analisis gerak teknik dasar melempar bola pada pitcher dalam softball secara biomekanika:
v   Pada saat melempar salah satu kaki pitcher akan melangkah kedepan atau memperbesar bidang tumpuan demi menjaga keseimbangan. Hal ini sesuai dengan bunyi Hukum Kesetimbangan Ke II, bahwa “Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya”. Artinya makin luas bidang tumpuan, maka makin besar stabilitasnya. Sebaliknya makin kecil bidang tumpuanya, maka makin kecil stabilitasnya.
v  Bersamaan dengan bola dilempar maka kaki belakang akan terangkat keatas. Untuk menjaga keseimbangan maka badan akan condong kedepan sehingga titik berat badan akan jatuh pada kaki yang menumpu atau pada tumpuannya. Hal ini sesuai dengan Hukum Kesetimbangan I, bahwa “ Badan akan selalu dalam keadaan setimbang selama Proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya”.
v  Terdapat kekuatan kontraksi otot pada tangan yang memegang bola untuk melempar. Kekuatan kontraksi otot adalah maksimal pada ekstensi 1/3 panjangnya. Kalau otot panjang semula (initial length) = 1, maka kekuatan kontraksi maksimalnya adalah apabila otot tersebut ditarik sehingga panjangnya mencapai 1 1/3 1. Dengan memanfaatkan kemampuan kerja otot secara max atau sub max dengan memanjangkan otot lebih dahulu. Pada saat melempar bola softball hendaknya memulai dengan meluruskan lebih dahulu hingga otot biceps dan brachialis teregang secara max atau sub max dan terjadi kontraksi otot isotonis(ada perubahan struktur otot).
v  bola yang dilempar menyudut (dengan sudut elevasi) akan menempuh lintasan yang melengkung berupa parabola dan gerak ini disebut gerak proyektil. Sudut elevasi dan jarak horizontal pada gambar hanya berlaku kalau saat lepas tingginya sama dengan saat jatuh atau saat mendarat. Bila saat lepas lebih tinggi daripada saat jatuh atau saat mendarat, maka untuk mencapai jarak horizontal  yang sebesar- besarnya dan sudut elevasi harus kurang dari 45 derajat. Sedangkan pada bola yang dilemparkan oleh pitcher haruslah dengan kecepatan yang maximal, kenapa? Agar bola sulit dipukul oleh hitter. Hal ini sesuai dengan prinsip gerak proyektil , jika gerakan melempar dimana bukan jarak tapi kecepatan atau waktu yang dikejar, maka sudut elevasinya  harus mendekati garis horizontal (0 derajat). Jadi lemparanya mendekati lurus bukan parabola.
v  Gerakan melempar bola dari bawah adalah berdasarkan prinsip- prinsip gaya sentrifugal. Tarikan terasa sebagai gaya sentrifugal dan akan hilang saat bola lepas dari tangan. Dengan hilangnya  gaya sentrifugal tersebut, hukum inertia berlaku pada bola dan bola terlempar keluar menurut garis tersinggung dari lingkaran yang dibuat oleh tangan.
v  Pada seorang pitcher, bila ayunan lengannya panjang, pengerahan kekuatannya lebih lama sehingga impulsnya lebih besar. Impuls yang besar mengakibatkan momentum yang dihasilkan lebih besar. Momentum tidak timbul begutu saja kalau tidak ada penyebabnya. Penyebab terjadinya momentum adalah kekuatan (K). kalau sebuah bola softball kita dorong atau dilempar, artinya kita mengerahkan kekuatan, maka terjadilah  kekuatan gerak (momentum) pada bola yang besarnya = m × v, dimana m = massa dari gerobak dan v = kecepatan dari bola tersebut. Besarnya momentum tidak timbul dari besarnya K yang kita kerahkan saja, sebab makin lama kita kerahkan K pada bola tersebut maka makin besar pula meomentum yang ditimbulkannya. Jadi besar “K” dan “lamanya kekuatan tersebut bekerja” (t), menentukan besarnya momentum. K × t disebut pengerahan kekuatan atau kejutan kekuatan atau momentum kekuatan atau impuls. Jadi K × t yang menyebabkan, sedangkan m × v adalah akibat yang ditimbulkan. Sebab dan akibat selalu sama besarnya.
K × t = m × v
v  Ketika seeorang pitcher melemparkan bola pada hitter terjadi beberapa gaya yang menyebabkan terjadinya bola bisa dilemparkan atau bisa dipukul oleh hitter, yang dimaksud dengan gaya adalah sesuatau yang menyebabkan terjadinya perubahan keadaan(dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, atau perubahan panas, atau perubahan kecepatan).
Ø  Gaya kontraksi otot, gaya ini terjadi pada otot biceps (otot lengan)
Ø  Gaya gesekan, gaya ini terjadi terjadi pada bola yang dilemparkan oleh pitcher dengan udara.

No comments:

Post a Comment